Awalnya kita tidak saling mengenal, bahkan kita tidak saling mengetahui. Aku bertanya siapa kalian, kalian pun bertanya siapa aku? Canggung, mungkin reaksi pertama yang setiap orang tunjukkan di saat pertama kali mengenal teman baru. Bagaimana dengan kita? Tertawa, itulah yang pertama kali kita lakukan saat kita akhirnya telah saling mengenal. Dengan jelas aku masih mengingatnya.
Jauh sebelum aku mengenal kalian dan kalian mengenal aku, aku telah terlebih dahulu memiliki teman. Banyaaak sekali teman. Mereka selalu berbagi tawa denganku, mereka pun selalu mencoba membantuku, dan aku pun demikian. Lalu apa yang berbeda dengan kalian? Bahkan sampai saat ini pun mereka masih menjadi temanku. Waktu, mungkin itu jawaban atas pertanyaan itu. Mereka memang masih menjadi temanku, sampai sekarang pun masih. Tapi kedekatan, kehangatan, kebersamaan mereka denganku tidak seperti aku dengan kalian. Sejak pertama kita saling kenal, waktu menjawab bahwa sampai detik ini pun kita masih dekat, kita masih hangat, dan kita selalu bersama.
Dari mereka aku dapat merasakan bahagia, aku dapat tertawa. Tapi dari kalianlah aku dapat belajar, belajar bagaimana menghadapi hidup, bagaimana menjadi dewasa, bagaimana menjadi lebih baik. Dari mereka aku merasa ramai, tapi dari kalianlah aku merasa besar. Karena aku tau, yang kubutuhkan bukan hanya tertawa dalam keramaian, tetapi juga belajar untuk menjadi besar.
Pernah terpikir olehku, bagaimana jika semua keluargaku pergi meninggalkanku? Apakah aku sendiri? Apakah aku hanya sebatang kara, yang berjalan tanpa memiliki arah? Lalu bagaimana aku bertahan hidup tanpa keluarga, hanya seorang diri berkelana? Aku bisa hidup tanpa harta, karena bukan itu yang membuatku bahagia. Aku pun mampu hidup tanpa tahta, karena bukan itu pula yang kubutuhkan. Tapi bagaimana jika aku hidup tanpa kebahagiaan? Kalian, ya aku yakin kalianlah jawaban dari semua pertanyaan itu. Jika semua keluargaku tiada, aku yakin kalian yang akan mengangkatku menjadi saudara. Lalu jika aku sebatang kara yang berkelana, aku pun yakin kalianlah yang pasti kutemukan dalam setiap langkah aku mengembara. Saat aku tidak punya harta, kalianlah yang selalu menjadi perhiasan termewah dalam hidupku. Bagaimana dengan tahta? Aku tidak ingin kalian menjadi tahtaku, atau aku menjadi tahta kalian. Yang kuingin kita selalu setara, tanpa ada yang berkuasa.
Bertahun-tahun sudah sejak kita semua saling mengenal, lama? Tidak bagiku! Mengapa? Karena aku masih ingin semuanya bertahan sampai waktu tiada dapat lagi menghitung berapa lama kita telah saling mengenal. Untuk tetap menjaga tawa, untuk tetap selalu ramai, tetap saling belajar dan berbagi, tetap bersama-sama menjadi sesuatu yang besar.
Apakah aku egois? Apakah aku menutup ruang bagi diri kita masing-masing untuk menemukan teman baru? Ya, tetapi juga tidak jawabku! Tidak, karena aku tak menutup kalian dari orang-orang lain. Tetapi ya, karena aku egois untuk mempertahankan kalian dalam cerita hidupku.